Ini Dia Pelaku Bom Bunuh Diri Di Surabaya, Sosok Misterius Datangi Rumah Pelaku - Dre@ming Post
Online Media Realiable // Layak dibaca dan perlu!!
Home » » Ini Dia Pelaku Bom Bunuh Diri Di Surabaya, Sosok Misterius Datangi Rumah Pelaku

Ini Dia Pelaku Bom Bunuh Diri Di Surabaya, Sosok Misterius Datangi Rumah Pelaku

Written By Dre@ming Post on Senin, 14 Mei 2018 | 5/14/2018 05:08:00 AM

Rumah keluarga pelaku pengeboman tiga gereja Surabaya di kawasan Wisma Indah Permai.
Sosok Misterius Ini Datangi Rumah Pelaku Sebelum Aksi Bom Tiga Gereja di Surabaya

Pelaku pengeboman di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018), akhirnya terungkap.

Ternyata, pelaku bom bunuh diri di tiga tempat itu masih merupakan keluarga inti.

Mulai ayah, ibu, hingga anaknya yang masih kecil ikut terlibat dan tewas di tempat.

Kapolri Jenderal Tito Karnivian menjelaskan, ledakan bom di Surabaya dilakukan oleh keluarga Dita Supriyanto asal Wisma Indah Permai, Surabaya.

"Alhamdulillah, identifiksi sudah diketahui," kata Tito saat mendampingi Presiden RI Joko Widodo di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu(13/5/2018) petang.

"Pelaku satu keluarga yang melakukan serangan ke tiga gereja," lanjutnya.

Tito menuturkan, Dita menyerang Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno.

Ia naik mobil Avanza dan menabrakannya ke gereja hingga terjadi ledakan.

Bom ternyata berada di dalam mobil.

"Ledakan di gereja jalan Arjuno yang paling besar," jelas Tito.

Selanjutnya, istrinya Puji Kuswati dan dua anaknya meledakkan bom di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro Surabaya.

Ia datang ke gereja jalan kaki bersama dua anak perempuannya, yakni Fadhila Sari (12) dan Pamela Riskita (9).

Puji bersama dua anak perempuan masuk ke gereja dengan membawa bom bunuh diri.

Bom ditaruh di pinggangnya.

"Ciri sangat khas, korban rusak perutnya saja," terang Tito.

"Ibu meninggal, tapi juga ada korban masyarakat," sambungnya.

Sedangkan di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, bom bunuh diri dilakukan oleh dua anak laku-laki Dita.

Mereka adalah Yusuf Fadil (18) dan Firman Halim (16).

Keduanya membawa bom dengan cara dipangku.

Mereka masuk ke gereja naik motor dan memaksa masuk.

Kemudian bom meledak hingga menimbulkan banyak korban.

Pelaku di Mata Tetangga & Sosok Misterius yang Hampiri Rumah Pelaku

Warga sekitar perumahan tempat tinggal pelaku mengaku tak cukup mengenal mereka.

Pasalnya, keluarga pelaku dikenal tertutup meski sesekali masih menyapa.

Salah satu tetangga pelaku, Tanjung (50), mengungkapkan pelaku telah tinggal sejak 2010-2011 lalu.

Keluarga pelaku juga diketahui berasal dari Banyuwangi.

"Setengah tertutup, kalau ketemu ya nyapa," kata Tanjung pada TribunJatim.com, Minggu (13/5/2018).

"Sebelum ada insiden, sekitar jam 13.00 WIB, ada beberapa orang datang."

"Busananya sama, tertutup gitu."

Ia menyebutkan mengetahui keseharian keluarga pelaku sebagai penjual obat herbal.

"Dia tetap nyapa, tapi hanya sekedar nyapa, itu aja dan masuk gitu aja," papar Tanjung.

"Anaknya juga sering sepedaan di depan rumah."

"Pekerjaan (mereka) saya nggak tahu pasti, yang saya tahu sering jual herbal gitu."

Ternyata Ini yang Dilakukan Aloysius Bayu Hingga Tubuhnya Hancur Tak Bersisa

Aloysius Bayu
Serangan bom di 3 gereja di Surabaya, Jawa Timur, hampir bersamaan.

Kejadian pertama di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Jl Ngagel Madya pukul 06.30 WIB, disusul ledakan bom di GKI Jl Diponegoro pukul 07.30 Wib dan kemurian ledakan di Gereja Pantekosta Jl Arjuno Pukul 07.53 WIB.

Jumlah korban meninggal dunia akibat ledakan bom di tiga gereja di Surabaya terus bertambah.

Salah satu korban meninggal itu diketahui bernama Aloysius Bayu Rendra Wardhana.

Bayu Rendra adalah koordinator relawan keamanan Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB).

Sesaat sebelum kejadian Bayu Rendra diketahui menghadang motor yang digunakan teroris untuk masuk ke dalam gereja.

Saat dihadang Bayu itulah teroris itu meledakkan diri. Tubuh Bayu hancur tak bersisa.

Namun seandainya tak dihadang Bayu teroris itu akan meledakkan diri di dalam gereja dan akan menimbulkan banyak korban.

Ucapan belasungkawa pun mengalir dari netizen untuk Bayu. Bayu disebut-sebut sebagai pahlawan walupun mengorbankan dirinya.

Ucapan belasungkawa itu itu tampak di akun facebook Bayu.

Selain sebagai koordinator keamanan gereja, alumnus SMA Katolik St Hendrikus Surabaya ini diketahui berprofesi sebagai fotografer.

Di Twitter juga beredar sosok Bayu yang merupakan koordinator relawan keamanan Gereja SMTB meninggal di tempat.

Unggahan tersebut diunggah pada Minggu (13/5/2018) pada pukul 13.07 WIB

Dalam unggahan yang pertama kali diunggah oleh akun @_fransiskancis tersebut ditulis keterangan:

"RIP saudara Bayu. Yang berani menghadang motor terorist, sehingga tidak masuk lebih dekat ke dalam gereja.

"Semoga kebahagiaannya kekal dan upahmu besar di surgaNYA."

Dalam kejadian ini memang ada salah satu korban meninggal itu diketahui bernama Aloysius Bayu Rendra Wardhana yang dikatakan menghadang pelaku pemboman.

Dalam unggahan tangkapan layar tersebut ada sebuah foto seorang pria dengan seorang wanita yang menggendong seorang bayi.

Pria tersebutlah yang dikatakan sebagai Bayu.

Dalam pesan selanjutnya dikatakan bahwa Bayu lah yang menghadang motor pelaku pemboman.

Jika motor tersebut tak dihadang oleh Bayu, mungkin korban di Gereja SMTB akan semakin tambah banyak.

Namun, akibatnya Bayu harus meninggal dunia karena saat dihadang itulah bom yang dibawa oleh pelaku meledak.

Padahal Bayu masih memiliki seorang anak yang masih bayi.

Kemudian dalam lanjutan tweet tersebut, ada status terakhir Bayu sebelum berangkat ke gereja.

Korban pertama yang teridentifikasi

Salah satu korban ledakan bom di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Minggu (13/5/2018) yang dirawat di RS Bedah Surabaya, Jl Raya Manyar dinyatakan meninggal dunia.

Korban atas nama Vincencius Evan, berusia 11 tahun.

Menurut dr Priyanto Swasono MARS, Direktur RS Bedah Surabaya, menjelaskan, korban meninggal atas nama Vincensius Evans mengalami luka yang cukup parah.

"Ada luka bakar, luka patah dan luka lainnya," kata dr Priyanto.

Selanjutnya jenazah Evan dirujuk ke RS Bhayangkara untuk dilakukan otopsi.

Selanjutnya adik Evan, atas nama Nathanael, berusia 8 tahun, masih mengalami perawatan dengan kondisinya kritis.

"Mohon doanya kepada masyarakat semua melalui rekan-rekan media untuk para pasien segera pulih," ujar dr Priyanto.

Sementara sesaat setelah kejadian, ada sekitar 16 korban ledakan bom yang masuk ke RS Bedah Surabaya.

Dari jumlah itu, tujuh pasien dirujuk ke beberapa rumah sakit. Antara lain ke RSUD Dr Soetomo, RS Siloam dan RS Ramses (RS Internasional) Nginden.

Sementara delapan lainnya, masih menjalani perawatan intensif di RS Bedah Surabaya.

"Empat dalam perawatan stabil, empat lainnya sedang menjalani operasi. Ada karena patah tulang, luka bakar dan kena pecahan serta lainnya," tandas dr Priyanto.

Puluhan korban luka akibat ledakan ini langsung dilarikan ke berbagai rumah sakit.

Sejumlah korban luka ledakan Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Surabaya dilaporkan dilarikan ke Rumah Sakit Bedah Surabaya.

Adapun daftarnya yakni:

1. Diah Linawati, (P), 69 tahun
2. Warsinto, (L), 64 tahun
3. Desmonda, (P), 20 tahun
4. Teddy, (L), 65 tahun
5. Wenny, (P), 47 tahun
6. Fransiska, (P), 47 tahun
7. Nathanael, (L), 8 tahun
8. Sidiq, (L), 65 tahun

Adapun korban bernama Vincencius Evan (11) dilaporkan meninggal dunia.

Selain itu, adapula korban luka yang dirujuk ke rumah sakit lain diantaranya :

1. Ahmad dirujuk ke RSUD Soetomo
2. Junaedi dirujuk ke RS Bhayangkara
3. Ari Setiawan dirujuk ke RSAL Surabaya
4. Mulyono dirujuk ke RS Premiere
5. Megasari dirujuk ke RS Siloam
6. Sutanto dirujuk ke RS Premier
7. Evelyn dirujuk ke RS Premier.






sumber : tribun
Share this article :

Visitors Today

Dr.KidS

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dre@ming Post - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Sorga 'n Neraka