Senin, 4 Februari 2013 06:39
Ruspiani tewas
dengan kondisi mengenaskan. Ia dikeroyok, kemudian tubuhnya dibakar
hidup-hidup, Sabtu (2/2/2012) sekitar
pukul 19.30 W ITA.
pukul 19.30 W ITA.
Dari
informasi yang dihimpun, kronologi peristiwa diawali saat korban bersama
empat temannya (warga sipil), mendatangi seorang warga di Desa Pasar
Selasa, Kecamatan Sungai Tabukan. Diduga, kedatangan Ruspiani bersama
teman-temannya, untuk menyelesaikan masalah tanah.
Saat hendak
pulang, ada warga yang meneriaki rombongan Ruspiani dan teman-temannya,
yang menurut penuturan warga setempat merupakan kelompok preman, dengan
kalimat sindiran.
Mungkin karena tersinggung, sang anggota TNI kemudian balik kanan, untuk mendatangi warga yang meneriaki mereka.
Di
luar dugaan, sikap anggota TNI justru dianggap tantangan. Emosi warga
pun langsung terpantik, lantas beramai-ramai mengeroyok Ruspiani.
Tak puas hanya mengeroyok, tubuh korban yang sudah babak belur menjadi bulan-bulanan. Sepeda motor Ruspiani juga dibakar.
"Kalau
dilihat waktu kejadian, warga yang mengeroyok jumlahnya ribuan. Mungkin
ada sekitar empat desa yang datang," ungkap seorang warga Desa Pasar
Selasa, yang mewanti-wanti namanya untuk tidak disebutkan.
Ia
menuturkan, peristiwa pengeroyokan merupakan puncak kemarahan warga,
yang sudah lama menahan kesabaran melihat tingkah teman-teman Ruspiani
yang kerap meresahkan warga dengan bertindak sewenang-wenang.
Jasad
korban langsung dievakuasi ke RSUD Pambalah Batung Amuntai. Saat
dievakuasi, jasad korban dalam kondisi diikat dan ditindih kendaraan.
Situasi Desa Pasar Selasa dan sekitarnya sempat mencekam.
"Tadi
memang sempat mencekam. Tapi sekarang sudah banyak polisi yang
berdatangan untuk berjaga-jaga. Mudah-mudahan kondisi ini bisa
secepatnya pulih seperti sebelumnya," harap seorang warga.
Untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan menjaga kondisi keamanan
tetap kondusif, Polres HSU langsung menerjunkan kekuatan maksimal
anggotanya ke lokasi kejadian.
Kapolres HSU AKBP Rudi Haryanto, membenarkan yang menjadi korban adalah anggota TNI AD yang bertugas di Koramil Danau Panggang.
"Kami
juga mencoba memberdayakan tokoh agama, tokoh adat, dan pemuka
masyarakat lain, untuk bersama-sama menenangkan warga," tutur Rudi.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pengeroyokan terjadi secara spontanitas yang melibatkan banyak warga.
sumber : tribun