Rabu, 2 Januari 2013 | 08:09
![]() |
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un saat menyampiakan pidato tahun baru pada Selasa 91/1/2013) di Pyongyang. |
Pidato Kim yang disiarkan oleh televisi
Pemerintah Korut adalah yang pertama dalam 19 tahun terakhir. Pidato
terakhir dilakukan kakek Kim yang merupakan presiden pertama Korea
Utara, Kim Il-Sung.
Ayahnya, Kim Jong-Il, hampir tidak pernah berbicara langsung kepada rakyatnya.
Ayahnya, Kim Jong-Il, hampir tidak pernah berbicara langsung kepada rakyatnya.
"Tahun 2013 akan menjadi saksi dari
sekian banyak perubahan radikal yang akan diterapkan. Langkah terpenting
adalah bagaimana kita menjelma menjadi raksasa ekonomi," kata Kim.
Ia
memuji keberhasilan ilmuwan ruang angkasa Korut dalam meluncurkan roket
jarak jauh bulan lalu. Kim mengatakan upaya seperti itu juga harus
dilakukan di bidang ekonomi.
"Seluruh entitas di negara ini harus
bekerja keras semaksimal mungkin pada tahun ini demi membangun sebuah
raksasa ekonomi dan meningkatkan standar hidup rakyat," katanya.
Akan
tetapi, Kim tidak menjelaskan arah kebijakan tertentu guna mencapai
tujuan itu, mengingat Korut sendiri terisolasi dengan berbagai sanksi
PBB dan sangat bergantung kepada China dalam hal perdagangan luar
negeri.
Ketika Kim Jong-Il meninggal pada Desember 2011, Korea
Utara berada dalam kondisi perekonomian yang memprihatinkan akibat
kebijakan berorientasi militer yang dijalankannya. Hal itu juga disertai
dengan ambisi program nuklir yang menghabiskan dana rakyat.
Meskipun
ada peningkatan dari segi ketersediaan pangan, kehidupan jutaan warga
Korut masih dihantui dengan masalah malnutrisi, berdasarkan laporan
terakhir dari Program Pangan Dunia (WFP).
Pernyataan Kim juga
terkesan pro-normalisasi karena dia mendesak agar ketegangan antarnegara
di Semenanjung Korea itu segera diturunkan.
"Masalah penting lain
adalah mengakhiri perpecahan antar-negara dan mencapai reunifikasi
untuk menghilangkan konfrontasi antara Korut dan Korsel," ungkap Kim
dalam pidatonya. "Rekam jejak masa lalu dari hubungan kedua negara Korea
menunjukkan bahwa konfrontasi antar-kita tidak menghasilkan apa-apa
selain peperangan," katanya.
Namun, dalam pidato itu Kim juga
menekankan bahwa membangun perekonomian tidak berarti bergeser dari
kebijakan pro-militer yang digagas ayahnya.
"Militer merupakan
kekuatan nasional yang mewakili sebuah negara. Hanya dengan membangun
militer yang kuatlah sebuah negara dapat berkembang menjadi lebih hebat
lagi," katanya.
sumber : kompas