Minggu, 13 Januari 2013 14:19
terhadap anak bungsunya adalah orang dekat atau bahkan anggota keluarga mereka selama ini.
Namun Asri tetap tak percaya, mengapa ada orang yang tega melakukan
pemerkosaan terhadap R. Hal itu diungkapkan Ketua Komisi Nasional
Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait, kepada Warta Kota (Tribunnews Network), Sabtu (12/1/2013) usai melakukan therapy psiko social kepada orangtua Rs, Asri dan Sunoto serta anggota keluarganya.
"Saya tanya ke ibunya, kalau ternyata pemerkosa Rs, adalah orang
dekat yang ibu kenal, ibu harus sabar. Dia bilang ya kalau begitu mau
bagaimana lagi," kata Arist.
Menurut Arist, sampai saat ini polisi belum menetapkan siapa
tersangka pelaku pemerkosaan Rs. Namun menurutnya, apa yang dilakukan
polisi sudah on the track dan sangat baik.
"Informasinya sudah mengerucut ke dua nama. Dan dua nama itu adalah
orang dekat keluarga dan korban. Untuk itu, kami lakukan terapi kejiwaan
khususnya pada orangtua korban, agar siap menerima apapun yang terjadi
dan siap menerima siapapun pelakunya," kata Arist.
Arist berharap, saat polisi menetapkan tersangka pemerkosa R,
orangtua korban atau keluarga korban, secara kejiwaan siap sehingga
tidak menimbulkan masalah baru keluarga mereka. Menurut Arist hal ini
sangat penting, karena keluarga sudah sangat lelah dengan apa yang
terjadi pada mereka.
"Dan merekapun sangat berduka dengan meninggalnya putri bungsu mereka yang sangat mereka cintai," kata Arist.
Arist menjelaskan, saat ini keluarga juga mengaku tak tahu mengapa
salah seorang kakak kandung Rs, yakni R (22) bolak-balik dimintai
keterangan oleh polisi. Asri ibunda Rs, saat ditemui Warta Kota, Sabtu
sore, di rumahnya di Pulogebang, mengaku tak tahu mengapa polisi selalu
membawa R, kakak kandung Rs, kembali ke kantor polisi untuk diperiksa.
"Semuanya saya serahin ke polisi," kata Asri.
Menurut Asri, kakak Rs, R, memang sangat dekat dengan Rs. Bahkan R
selama ini menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai kuli
bangunan. Pasangan Asri dan Sunoto (54) yang bekerja sebagai pemulung
memiliki enam orang anak dimana Rs adalah anak bungsu.
Dari enam anak mereka, tiga anak pertama mereka sudah menikah dan tinggal terpisah bersama keluarganya.
"Jadi yang tinggal di rumah, ya Rs sama dua kakaknya," kata Asri.
Dua kakak Rs yang masih tinggal seatap dengan Asri adalah Sumitri
(14), kakak perempuan Rs dan R (22). Sumitri duduk di bangku SMP,
sementara R bekerja sebagai kuli bangunan. Walau bekerja, diakui Asri,
setiap hari R selalu pulang ke rumah.
sumber : tribun