Selasa, 6 November 2012 | 06:09
menuju Yaman.
"Pasukan keamanan berhasil mengejar para penyerang ketika mereka berusaha menyeberangi perbatasan Saudi menuju wilayah Yaman," kata Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi melalui siaran pers yang dilansir Kantor Berita SPA.
Empat orang bersenjata juga cedera dalam insiden itu. Demikian tambah pernyataan tersebut.
Menurut kementerian itu, kelompok orang bersenjata tersebut menyerang pasukan patroli itu pada saat fajar di zona Sharura di daerah barat daya, Najran.
"Mereka semua, termasuk (militan) Saudi, sudah pernah ditangkap sebelumnya karena memiliki hubungan dengan kelompok yang menyimpang," kata kementerian itu, menggunakan istilah yang biasanya ditujukan kepada Al Qaeda.
Pernyataan itu menambahkan, kelompok orang itu "dibebaskan belum lama ini" dari penjara.
Setelah gelombang serangan mematikan di Arab Saudi oleh Al Qaeda antara 2003 dan 2006, pihak berwenang melakukan operasi penumpasan terhadap cabang lokal dari jaringan itu.
Banyak militan Saudi melarikan diri ke Yaman, di mana gerilyawan garis keras kembali bersatu dan membentuk Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP).
AQAP dianggap kalangan Barat sebagai cabang paling aktif dan mematikan dari jaringan teror global Al Qaeda.
Militan Al Qaeda memperkuat keberadaan mereka di Yaman Selatan dengan memanfaatkan lemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan antipemerintah yang meletus pada Januari 2011.
Serangan pasukan Yaman pada Mei lalu berhasil menghalau militan Al Qaeda dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.
Pada 6 Mei, serangan udara AS di Yaman Timur menewaskan pemimpin Al Qaeda Yaman Fahd al-Quso, yang diburu dalam kaitan dengan pengeboman mematikan terhadap kapal USS Cole pada 2000.
Serangan pada Oktober 2000 terhadap USS Cole, kapal perusak Angkatan Laut AS, di pelabuhan Aden, Yaman, menewaskan 17 pelaut dan mencederai 40 orang.
Quso tewas dalam serangan dua rudal di dekat rumahnya di Rafadh, sebelah timur Ataq, ibu kota Provinsi Shabwa.
Menurut laporan-laporan, pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan lebih dari sepuluh serangan udara di Yaman dalam beberapa bulan terakhir.
Badan Intelijen Pusat AS (CIA) meminta izin untuk melancarkan serangan lebih lanjut pesawat tak berawak di Yaman meski ada risiko korban mungkin bukan teroris. Demikian penjelasan Washington Post pada April 2012.
Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstremis di Yaman, termasuk kegiatan AQAP.
AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes terhadap pendahulunya, menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.
Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada Februari menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abdrabuh Mansur Hadi, yang telah berjanji menumpas Al Qaeda.
sumber : kompas