Senin, 26/11/2012 06:09
![]() |
Asyik bercinta kepergok anak, bagaimana bersikap? |
bingung. Aduh, harus gimana ya?
Situasi ini tak sekadar membuat keintiman Anda jadi terganggu, tetapi
juga memalukan sekaligus mengkhawatirkan. Anda takut "adegan panas"
tersebut terekam dalam benak anak, lalu ia akan mengoceh pada
teman-temannya.
Tetapi, tenang saja. Sebelum Anda panik, terapkan dua cara berikut ini.
1. Minta anak meninggalkan kamar Anda
Secara naluriah, biasanya Anda langsung berteriak atau memarahi anak untuk menyembunyikan rasa malu. Namun, Dr Rajan Bhonsle, direktur Heart To Heart Counselling Centre dan dekan Institute of Human Technology, India, menyarankan untuk tidak terburu-buru meluapkan emosi semacam itu.
Sebaliknya, mintalah agar anak meninggalkan ruangan Anda dengan tegas dan bijak, tapi bukan marah.
Kemudian, ajak mereka bicara di luar ruangan. Mungkin mereka akan
merasa ketakutan dengan apa yang terjadi, namun Anda harus meyakinkan
mereka bahwa peristiwa tersebut bukan salah mereka. "Jika perlu, minta
maaf kepada anak karena Anda lupa mengunci pintu kamar dan berjanji
tidak mengulangnya lagi," sarannya.
2. Menjelaskan kepada anak
Bhonsle mengungkapkan bahwa rasa malu adalah reaksi pertama yang terlihat saat peristiwa itu terjadi. "Tetapi, kita harus paham bahwa seks adalah bagian dari kehidupan suami-istri. Dalam situasi seperti ini, orangtua sebaiknya perlu bicara pada anak tentang hal ini, dan bukannya diam saja," sarannya.
Menurut Bhonsle, diam justru akan menimbulkan berbagai persepsi dalam
pikiran anak. Anak dari tiap kelompok usia punya pikiran dan reaksi
yang berbeda terhadap situasi seperti ini.
Maka sangat penting untuk berbicara dengan mereka untuk menghapus
keraguan dan salah paham di antara mereka. Namun, pastikan untuk
bersikap terbuka, dan sesuaikan pembicaraan dengan usia mereka.
Misalnya, pada anak usia tiga tahun. Saat melihat orangtua dalam
posisi yang "aneh", mereka menyimpulkan hal itu sebagai tindakan
kekerasan fisik yang menyebabkan ayah atau ibunya terluka.
Hal ini bisa menyebabkan perasaan takut, atau mereka merasa takut
pada Anda. Katakan pada anak bahwa tidak ada yang akan terluka dalam
proses tersebut.
Penting juga dijelaskan kepada anak sejak usia muda bahwa setelah
menikah, setiap pasangan membutuhkan waktu pribadi di mana anak-anak
tidak bisa ambil bagian. Jangan lupa biasakan mereka untuk mengetuk
pintu lebih dulu sebelum memasuki kamar Anda.
sumber : tribun