Kamis, 25 Oktober 2012, 03:09
![]() |
ist |
Dzuhur.
Kepala sekolah yang bersangkutan ketika dikonfirmasi Tribun Kaltim (Tribun Network),
Rabu (24/10/2012) mengatakan, peristiwa itu terjadi Selasa
(23/10/2012), setelah jam belajar dan mengajar berakhir. Sebelum pulang
siswa melaksanakan salat Dzuhur bersama. Menurut keterangan siswa
lainnya, perbuatan Said sudah yang kedua kalinya.
Pada hari kejadian itu, memang ada mata palajaran pengenalan komputer
yang 80 persen adalah praktik. Namun pada hari kejadian guru yang
bersangkutan sehari sebelumnya tidak menginstruksikan membawa laptop ke
sekolah, dan satu-satunya siswa yang membawa laptop adalah Said.
Pihak sekolah juga sudah memanggil orangtua pelaku. Namun orangtua
Said sendiri mengaku tidak sanggup lagi mendidik anaknya. Tidak hanya
itu saja, orangtua Said tidak tahu kalau laptop warisan kakaknya Said
berisi beberapa film dewasa, dan mengaku tidak mengerti cara
mengoperasikan laptop.
"Orangtua bilang angkat tangan mendidik anaknya, dan bilang tidak
tahu sama sekali kalau di laptop anaknya ada video semacam itu, tak juga
pernah melihat anaknya menontonnya ketika di rumah. Sebaliknya, ketika
anaknya kami tanya, dia (Said-red) cuma senyum-senyum saja, seperti
tidak merasa bersalah sama sekali," kata kepsek yang namanya minta tidak
dipublikasikan.
Meski prilaku Said dinilai akan mempengaruhi moral teman-temannya,
pihak sekolah sampai saat ini masih mempelajari sanksi yang paling tepat
untuk Said.
"Dia belum kita keluarkan dari sekolah, kasusnya masih kita pelajari.
Yang jelas, barang buktinya (laptop) sudah kita amankan, dan kita
harapkan tidak ada lagi wali murid seperti orangtua Said," ucapnya.
sumber : tribun