Rabu, 31 Oktober 2012, 02:09
Masalah perselingkuhan tak habis-habisnya menjadi bahan penelitian. Terjadinya perselingkuhan tidak
sekadar karena seseorang merasa tidak
bahagia dengan suami atau istrinya, lalu mencari pria atau wanita
lain. Tidak sesederhana itu.

lain. Tidak sesederhana itu.
Menurut studi dari Rutgers University, 56 persen pria yang
berselingkuh mengaku sebenarnya bahagia dengan kehidupan perkawinannya.
Mereka sangat puas dengan apa yang mereka miliki, dan tidak sedang
mencari jalan keluar. Meski begitu, ternyata mereka masih terlibat dalam
hubungan dengan wanita lain, dan di saat yang sama masih berhubungan
seks dengan sang istri. Kok bisa sih?
Hm... jika mengetahui fakta-fakta lain mengenai perselingkuhan yang dilakukan pria, Anda mungkin akan lebih terkejut.
1. Kebanyakan pria masih mencintai istrinya ketika berselingkuh
Ketika mendengar sutradara Rupert Sanders mengumumkan permintaan maafnya karena telah mengecewakan sang istri akibat perselingkuhannya dengan Kristen Stewart, Anda mungkin akan berkata, "Kalau memang cinta, mengapa berselingkuh?"
Namun menurut psikolog klinis Andra Brosh, PhD, pria sebenarnya
bukannya kehilangan cinta akan istrinya. Mereka hanya sedang tidak puas
dengan kondisinya saat ini. Meskipun emosi mereka terpenuhi dalam satu
sisi, misalnya, sebagai pemberi nafkah, kemungkinan ia mulai kehilangan
kemesraan dengan sang istri.
"Kita lebih sering berpikir mengenai perempuan yang mengeluh
kekurangan kemesraan, tapi pria juga merasakannya," ujar Dr Brosh.
"Diam-diam mereka menderita, karena meyakini bahwa mereka tidak bisa
mendapatkan apa yang mereka inginkan dari pasangannya."
2. Pria biasa berselingkuh dengan wanita yang dikenalnya
Selingkuh yang dimaksud tentu yang melibatkan emosi. Oleh karena itu, peselingkuh tidak asal memilih perempuan yang dijumpainya di kelab malam.
"Banyak perempuan beranggapan bahwa semua perempuan yang selingkuh
adalah pelacur. Itu tidak benar. Affair yang terjadi biasanya diawali
dari pertemanan lebih dulu," ujar pakai keintiman Mary Jo Rapini.
Bahkan, lebih dari 60 persen affair diawali di kantor.
Untuk menghindari hal tersebut, buatlah agar suami merasa lebih dekat
dengan Anda daripada partner bisnisnya. Seringkali suami lebih fokus
pada pekerjaan, sedangkan sang istri konsentrasi mengurus anak dan
rumah, lalu pada malam hari mereka masih beraktivitas sendiri-sendiri.
Menurut Rapini, kebiasaan seperti ini harus dihentikan. Suami-istri
sebaiknya berangkat tidur bersama, saling berpelukan, dan berbagi cerita
berdua.
3. Pria jadi lebih bernafsu dengan sang istri ketika berselingkuh
"Ketika pria mulai berselingkuh, ia menjadi hiperaktif secara seksual," jelas Rapini. Pada saat itu, dorongan seks pria baru bangkit lagi, dan ia masih merasa paling nyaman secara seksual dengan sang istri.
Namun, hanya karena suami terkesan lebih mesra atau lebih sering
menyentuh Anda, bukan berarti hubungan pernikahannya dalam kondisi yang
kokoh. Malah, Rapini mengatakan, jika Anda menangkap perubahan mendadak
pada dorongan seks suami, Anda harus lebih berhati-hati. Amati, kalau
sesudah perubahan itu perilaku seksnya kembali dingin atau garing.
"Ketika affair-nya menjadi solid, kemungkinan ia mulai menarik diri
lagi," jelasnya.
4. Pria berselingkuh untuk menyelamatkan rumah tangganya
Kedengarannya tak masuk akal dan dibuat-buat, tapi demikianlah menurut terapis keluarga dan pernikahan Susan Mandel, PhD.
"Pria mencintai pasangan mereka, tapi mereka tidak tahu bagaimana
memperbaiki masalah dalam hubungan mereka. Jadi mereka beralih pada
orang di luar pernikahan mereka untuk mengisi kekosongan dalam hubungan
pernikahan tersebut," katanya.
Pria cenderung meyakini gagasan bahwa si WIL alias wanita lain ini
akan memberikan kerinduan akan sesuatu yang sudah lama menghilang.
Kemudian pria berharap bisa hidup bahagia selamanya dengan istri
sekaligus kekasih gelapnya, tanpa perlu menyelesaikan masalah yang
sebenarnya.
5. Setelah memperbaiki hubungan perkawinannya, pria masih merindukan perselingkuhannya
Hm... pria memang banyak maunya, dan ingin terpuaskan seluruh kebutuhannya. Itu sebabnya, meski masih mencintai sang istri dan memutuskan untuk kembali bersama untuk menyelamatkan perkawinan, pria tidak akan benar-benar melupakan perselingkuhannya.
"Ia masih merindukan hal-hal menyenangkan mengenai si 'wanita lain',
tidak adanya tanggung jawab yang harus dipegang (karena tidak adanya
ikatan dengan si WIL), hubungan seksnya, kondisi harus kucing-kucingan
dengan sang istri.... Namun kadang-kadang ia juga merindukan apa yang
dirasakannya ketika sedang bersama si WIL, yang akan lebih merusak
ketika ia mencoba kembali ke perkawinannya," ujar Charles J. Orlando,
penulis buku The Problem with Women...Is Men.
6. Pria yang selingkuh tahu bahwa ia menyakiti istri yang dicintainya, dan mengorbankan reputasinya
Memang baik jika pria menyadari pengaruh negatif yang akan ditimbulkannya pada istri, keluarga, dan dirinya sendiri. Tetapi percuma juga jika ia masih melanjutkan perselingkuhannya, ya kan? Lantas, mengapa ia masih melakukannya?
Menurut Orlando, itulah persepsi dari seorang peselingkuh. Jika ia
merasa tidak diinginkan atau dinilai rendah dalam hubungan
perkawinannya, kebutuhan pribadinya untuk merasa dibutuhkan dan dihargai
akan menang lewat perselingkuhan.
sumber : tribun