Rabu, 17 Oktober 2012 | 07:09
Pekanbaru.
"Saya dipukul saat mau ngambil foto tadi, sekarang telinga saya sakit, bagian punggung juga," kata Didi, Selasa (16/10/2012).
Didi yang mengenakan baju kaos warna hijau dan celana pendek, hingga
pukul 11.50 WIB, masih berada di rumah IGD. "Saya tadi sudah buat
laporan ke POM TNI AU di Lanud. Sekarang mau visum," kata Didi.
Setelah
selesai menjalani pemeriksaan di IGD Rumah Sakit Lanud Roesmin
Nurjadin, Didik bersama seorang petugas POM AU, didampingi beberapa
rekan-rekan seprofesi Didik, kembali ke kantor POM TNI AU. "Saya mau
ambil bukti laporannya," kata Didik.
Didik lantas menceritakan. Ia
hendak mandi di rumahnya di Pandau pada Selasa pagi. Tiba-tiba, dia
mendengar bunyi ledakan. "Pesawat jatuh, pesawat jatuh," kata warga.
Sontak,
ia keluar rumah sambil membawa kamera. Fotografer di Surat Kabar Harian
Riau Pos ini, lansung menuju ke lokasi kejadian, yang berjarak tak
lebih dari 200 meter dari rumahnya.
Sesampai di sana, ia mengaku lansung diserang oleh seorang perwira bernama Robert Simanjuntak. "Saya sempat lihat nama di bajunya," kata Didik.
Ia menuturkan, ia yang
pertama dipukul. "Baru yang lain dipukul. Robi, Indra MNC juga dipukul.
Saya juga lihat ada mahasiswa hancur wajahnya dipukul. Yang mukul
Paskhas, Robert Simanjuntak, Kadispers," kata Didik.
Didik
menceritakan, dia sempat lari dan oknum aparat TNI itu mengejarnya.
"Saya sempat lari. Kurang ajar kau, orang lagi mati, kau ambil
gambarnya, teriaknya. Ia lalu merampas kamera saya. Setelah itu beberapa
prajurit lain ikut menghajar saya," kata Didik.
sumber : tribun