Senin, 15/10/2012 01:09
Minggu (14/10/2012).
Polisi militer Inggris
menangkap tujuh anggota Marinir pada Kamis (11/10/2012) dengan dugaan
pembunuhan sehubungan dengan kejadian tersebut. Dua marinir lain
ditangkap, satu pada Jumat dan satu pada Sabtu, membuat jumlah yang
ditangkap menjadi sembilan, kata juru bicara Kementerian Pertahanan.
Empat di antaranya dibebaskan tanpa tuduhan.
"Polisi Militer
Kerajaan (RMP) merujuk perkara lima Marinir itu ke Badan Penuntutan
Tentara (SPA), yang independen," kata juru bicara tersebut. "Dengan
arahan SPA, para marinir itu kini didakwa melakukan pembunuhan dan
ditahan dalam menunggu pengadilan," katanya.
BBC melaporkan,
para marinir itu ditangkap setelah polisi Inggris menemukan gambar
mencurigakan di laptop salah satu tentara tersebut. Penangkapan itu
merupakan yang pertama menyangkut prajurit Inggris ditahan atas dugaan
tuduhan tersebut selama perang Afganistan.
Menteri Pertahanan Philip Hammond, yang berbicara di televisi BBC,
menekankan bahwa aturan keterlibatan harus diikuti. "Semua yang
bertugas di lapangan tahu aturan keterlibatan. Mereka membawa kartu di
seragam mereka berisi aturan jika mereka perlu mengingatkan diri,"
katanya.
"Saya tidak bisa menanggapi secara khusus perkara itu.
Itu terjadi pada tahun lalu. Mereka sudah pulang ke Inggris dan tidak di
Afganistan pada saat ini," katanya.
"Kami sangat ingin aturan
keterlibatan diikuti, bahwa setiap pelanggaran akan ditangani melalui
cara biasa dalam keadilan dan itulah yang terjadi sekarang," katanya.
Marinir
Kerajaan, atau yang dikenal dengan sebutan "Baret Hijau", dibentuk pada
1755 sebagai infanteri kelautan dalam Angkatan Laut Kerajaan Inggris
dan memiliki nama baik sebagai satu dari beberapa tentara profesional
terkuat di dunia.
Inggris masih memiliki sekitar 9.500 tentara di
Afganistan, yang semua dijadwalkan pulang pada akhir 2014. Sejumlah 433
tentara Inggris tewas di negara terkoyak perang itu sejak awal gerakan
terhadap Taliban pada 2001.
sumber : kompas