 |
| ist |
(27/8/2012).
Polisi terpaksa membubarkan pementasan aksi joget mesum yang diiringi musik dangdut koplo saat para gadis penyanyi mesum tersebut mulai melucuti satu per satu pakaiannya. Selain ke-delapan biduan erotis tersebut, Polisi juga mengamankan dua pemilik grup musik elektone bersama barang bukti uang ratusan ribu rupiah.
Uang tunai dalam pecahan seribu hingga puluhan ribu rupiah ini merupakan hasil saweran yang diberikan penonton pada para biduan saat mementaskan aksi joget mesum yang biasa disebut Caddoleng-doleng.
Saat menari Caddoleng-doleng, artis kampung ini memamer-mamerkan bagian tubuh terlarangnya dan selalu menanti pemberian uang sawer dari penonton yang memasukkan uang ke dalam celana dalam atau kutang sang penyanyi.
Kapolres Takalar AKBP Nasrun Fahmi yang ditemui wartawan di kantornya, rabu (28/8/2012), menyebutkan kedelapan penyanyi mesum ini terbukti mementaskan joget mesum di depan para penonton pesta perkawinan, termasuk penonton anak-anak, yang diselenggarakan salah seorang warga Lengkese dan warga Polongbangkeng Utara, di wilayah pesisir Kab. Takalar.
"Aksi mesum para penyanyi dan penari Caddoleng-doleng ini sangat meresahkan warga, seluruh penyanyi dan pemilik grup elektone kami amankan di Polres, mereka diancam Pasal 34 UU NO 40 Tahun 2008 tentang Pornografi, dengan lama kurungan penjara 10 tahun," ujar Nasrun.
Selain di Kab. Takalar, pementasan musik porno di acara pesta ini juga kerap terjadi di bagian pelosok Kab. Bone, Kab. Sidrap, Kab. Soppeng dan Kab. Pinrang. Fenomena Caddoleng-doleng ini berlangsung sudah sekitar belasan tahun, saat grup musik dengan menggunakan keyboard elektone mulai menjamur di Sulsel.
sumber : detik
