Selasa, 12 Juni 2012 | 01:09
![]() |
ilustrasi |
kota.
Hal ini dilakukan guna memberikan teror kepada masyarakat dengan tujuan mencuri perhatian dunia.
"Kelompok bersenjata itu OPM, dan itu bersinergi dengan kelompok-kelompok perjuangan yang ada di kota," jelas Marciano usai rapat dengan Komisi I DPR, Senin (11/6).
Jika melihat skema teror yang ada, hampir setiap hari jatuh korban secara acak, baik dari sipil, TNI, maupun polisi. Tujuan itu untuk menarik sejumlah orang atau lembaga kemanusiaan yang berkonsentrasi dalam pelanggaran itu sendiri.
Gangguan rasa aman ini sangat erat terindikasi olah orang-orang yang tetap memperjuangkan agar Papua merdeka yang sesekali muncul dalam beberapa acara keramaian untuk memberikan teror. Saat ini pihak kepolisian tengah melakukan operasi, dan diharapkan dalam waktu dekat bisa mengatasi situasi.
"Sekarang di kepolisian akan melakukan operasinya dan saya yakin dan mudah-mudahan dalam waktu dekat situasinya segera berubah. Penanganan lanjutannya kita terus cari, setelah kita tahu, kita duga, kelompok ini dari mana, bersinergi dengan siapa, tokoh-tokohnya kita informasikan nanti tapimkita harus dapatkan fakta dan data yang kuat sebelum melakukan tindakan hukum," jelasnya.
Adanya kelompok-kelompok politik dalam rangka memerdekakan Papua, patut dicurigai. Marciano menilai kelompok politik ini banyak yang memperjuangkan Papua untuk merdeka dengan menunggangi LSM-LSM.
Yang kemudian menjadi permasalahan adalah kurangnya dukungan dari masyarakat, sehingga perlu adayang mendorong rakyat Papua untuk mendukung aparat keamanan agar bisa melakukan tugasnya.
"Masalahnya memang harus ada dukungan dari masyarakat Papua itu sendiri. Bahwa tindikan kekerasan bersenjata itu tidak boleh dibiarkan karena itu mengganggu kenyamanan dan keamanan mereka," pungkasnya.
sumber : micom