Senin, 18 Juni 2012 | 08:09
kepala sekolahnya sendiri, memilih meninggalkan kampung halamannya.
Korban diduga takut dan taruma paska kejadian. Orang tua bingung mencari lantaran korban meninggalkan rumah subuh, tanpa sepengetahuan keluarga.
Sementara puluhan keluarga korban yang emosi menanggapi pengaduan kedua korban langsung mendatangi rumah sang kepala sekolah, namun mereka kecewa karena tak menemukan pelaku yang diduga sudah meninggalkan rumahnya sebelum warga datang.
M, salah satu korban yang berhasil ditemui lewat perantaran warga ini mengaku memilih menyendiri pasca kejadian agar bisa tenang. M diduga trauma mendapat perlakuan tak senonoh oleh guru yang juga tokoh yang dikaguminya sendiri.
Belakangan M baru tahu ternyata bukan dirinya saja menjadi korban. Mw teman sekelasnya juga lebih parah karena diduga mendapat perlakuan tak senonoh di kamar mandi sang kepala sekolah.
Seperti pengakuan M, dirinya megalami perbuatan tak senonoh saat meminta tandatangan kepala sekolah.. Tiba-tiba saja Muhammad Aras, sang kepala sekolah minta salah satu tangan korban.
M yang tak menaruh curiga dengan pelaku langsung menjolorkan tangannya. Korban tak menyangka tiba-tiba ditarik dan terjatuh di pangkuan pelaku. Saat pelaku memelut erat korban itulah mulai melakukan tindakan tak senonoh.
"Saya dipeluk dengan sekuat tenaga hingga sulit melepaskan diri, bagian-bagian sensitif tubuh saya dijamah meski saya melawan," ujar M, yang mengaku baru tahu jika ada sejumlah teman lain juga mengalami perlakuan tak senonoh setelah M curhat ke sejumlah teman-temannya.
Belakangan Mw juga yang terkenal sebagai siswi pendiam di sekolahnya ini jadi korban. Mw diduga mengalami perlakuan lebih parah hingga shock dan taruma pasca kejadian.
Hamida, ibu kandung Mw, korban perkosaan lainnya yang mengadu ke kantor Polsek setempat mengaku sangat menyesalkan kejadian yang justru diduga dilakukan oleh gurunya sendiri.
Hamida seolah tak percaya anaknya Mawar tiba-tiba membuat pengakuan mengejutkan. Setelah mengurung diri di kamar dua hari pasca kejadian Rabu (13/6/2012) lalu di sekolahnya, Mw menutur kepada kedua orang tua dan neneknya jika dirinya telah jadi korban perkosaan oleh MA, yang tak lain adalah kepala sekolah korban sendiri.
Hamida tak hanya gundah memikirkan nasib dan masa depan anaknya yang diduga jadi korban perkosaan oleh orang yang selama ini dipercaya sebagai guru dan keluarganya sendiri.
Hamida juga makin bingung lantaran Mw, yang baru saja tamat SMP di kecamatan Duampanua pinrang ini menghilang entah kemana. Korban mengaku kepada keluarga terpaksa meninggalkan rumah dan keluarganya lantaran trauma dan takut.
Keberatan dengan ulah sang kepala sekolah tersebut, Hamida dan suaminya langsung melaporkan kasus ini ke polsek setempat. "Kami bingung, karena Mw kabur dari rumah sejak pagi tadi. Ia meniggalkan kampung halaman ke tempat lain karena ingin mencari keterangan," ungkap Hamida menturkan pengakuan anaknya via ponsel.
Keluarga korban tak berhasil MA, sang kepala sekolah yang diduga telah melakukan perbuatan tak senonoh. MA diduga telah meniggalkan rumahnya bersama istri dan anak-anaknya sebelum warga mendatangi rumahnya.
Saat ini kasus tersebut telah ditangani petugas Polsek Duampanua Pinrang. Kapolres Duampanua, AKP Abdul Kadir menyatakan, pelaku MA telah diamankan di Mapolres Pinrang. "Pelaku sudah diamankan, kini dia sedang menjalani pemeriksaan," kata Abdul Kadir.
sumber : kompas