Sabtu, 11/02/2012 21:19
Warga Sweeping FPI, 2,5 Jam Bandara Palangkaraya Tak Beroperasi
![]() |
Akbar Faisal |
Palangkaraya. Warga pun melakukan sweeping.
"Memang itu dari kemarin sore sudah ada gejala. Warga nggak terima terus demo. Mereka sweeping penumpang yang turun dari pesawat," kata Kepala Bandara Tjilik Riwut, Norman Dani, saat dihubungi detikcom, Sabtu (11/2/2012).
Norman menjelaskan kedatangan anggota FPI dan Ketua Umum FPI Habib Rizieq kurang mendapat respon positif. Pihak MUI Palangkaraya sebenarnya juga sudah melarang kedatangan Rizieq dan anggotanya untuk mencegah hal-hal yang buruk terjadi.
"Sudah diumumkan juga ke FPI mengenai itu. Tapi kadung sampai di sini. Terus demo-lah warga sampai ke bandara sampai lompat pagar dan masuk ke apron," jelasnya.
Pihak keamanan bandara pun kalang kabut menghadapi emosi warga yang kurang lebih berjumlah 700 orang. Keamanan bandara berusaha menenangkan warga dengan segala cara termasuk meminta pihak maskapai agar tidak mendaratkan Rizieq dan anggotanya ke Palangkaraya.
"Dari airlines juga menerima itu dan akhirnya divert di Banjarmasin. Kita kan nggak mau terjadi bentrokan dan kerusakan," ungkapnya.
Kurang lebih 2,5 jam, akhirnya warga membubarkan diri. Warga diumumkan kalau Rizieq dan anggotanya tidak jadi mendarat di Palangkaraya. Tokoh masyarakat yang berdemo pun membuat surat pernyataan maaf atas kejadian tersebut.
"Selesai sudah pukul 11.30 Wita bubar. Kita calling Banjarmasin kalau di sini sudah bubar dan sudah bikin pernyataan maaf," katanya.
Selama 2,5 jam itu pula, operasional Bandara Tjilik Riwut pun terganggu karena warga masuk ke area apron. Setelah membubarkan diri, bandara kini sudah berjalan normal.
Kisah Anggota DPR Akbar Faisal dan Aksi Tolak FPI di Bandara Palangkaraya
Jakarta - Ramai-ramai sweeping anggota FPI di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, ternyata diketahui dengan jelas oleh anggota Komisi II DPR Akbar Faizal. Saat peristiwa itu terjadi, Akbar rupanya sedang menunggu kedatangan pesawat Garuda yang akan membawanya kembali ke Jakarta.
"Jadwalnya jam 08.25 WIT ke Jakarta. Saya dari Palangkaraya kemarin ada acara dengan BPN, penyerahan 5.655 sertifikat hak milik ke masyarat seluruh Kalteng," tuturnya saat dihubungi detikcom, Sabtu (11/2/2012).
Akbar menceritakan saat itu pesawat yang akan ditumpanginya tertahan di Banjarmasin karena cuaca buruk. sehingga politisi Partai Hanura ini terpaksa harus menunggu lebih lama lagi.
Kala menunggu itulah terdengar ramai-ramai di luar. Rupanya ada aksi dari Dewan Adat Dayak (DAD) yang menolak pelantikan pengurus FPI besok.
"Saya lalu bertanya apa relevansinya demo di Bandara? Ternyata katanya hari ini Habib Riziq datang. Saya juga mendapat tembusan SMS sejak seminggu yang lalu. Ada penolakan dari DAD," tuturnya.
Pada saat massa menerobos masuk ke dalam bandara hingga tempat parkir pesawat, Akbar mengaku langsung berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi. Tetapi upayanya mencari informasi gagal karena tidak ada pihak berwenang bandara yang bisa ditemui.
"Dapat info pesawat Sriwijaya sudah mendarat tapi tidak bisa menurunkan orang karena infonya ada 5 orang FPI di dalam pesawat," kisahnya.
Akbar lalu ikut bersama massa turun ke apron karena ingin mencari tahu apa yang terjadi. Kala itu pesawat Sriwijaya sudah dikelilingi seribuan orang yang menolak kedatangan FPI.
"Kapten tidak mau membuka pintu. Tuntutan warga adalah orang dari FPI dikembalikan," katanya.
Akbar yang ditemani salah seorang petugas bandara berusaha sebagai mediator. Masalahnya siapa yang mau menanggung biaya pemulangan kembali kelima anggota FPI tersebut.
Namun rupanya ada salah paham dari orang yang tidak mengenal Akbar. Mereka meneriaki Akbar.
"Siapa itu. Siapa itu!" teriak beberapa orang.
Untuk menghindari salah paham yang berkelanjutan, Akbar lalu dibawa ke ruang tunggu El John. Di sana tokoh dayak datang dan meminta maaf karena ada dari mereka yang tidak mengenalinya.
"Bahkan setelah dapat penjelasan itu banyak orang yang tadinya teriak-teriak jadi malah foto bareng. Hahaha," tuturnya.
Situasi kembali terkendali tatkala datang Gubernur, Kapolda, Akbar dan Ketua Dewan Dayak memberikan keterangan ke massa. Setelah mendapat keterangan itu massa lalu membubarkan diri.
"Kami hanya mau ketenangan saja," tutur warga yang berdemo itu soal aksinya itu.
Akbar sendiri mengaku tidak tahu alasan warga setempat menolak kedatangan FPI. Namun dia mengatakan dalam aksi itu tidak ada aksi anarkis.
"Tidak ada pengerusakan. Tidak ada aksi anarkis," tuturnya.
Akhirnya sekitar pukul 15.00 WIB Akbar tiba di Bandara Soekarno Hatta. Gara-gara kejadian ini, Bandara Tjilik Riwut sempat terganggu operasionalnya selama 2,5 jam.
Sementara itu keterangan dari pihak Sriwijaya Air, anggota FPI dibawa akhirnya diturunkan di Banjarmasin karena alasan keamanan. Sedangkan penumpang lainnya tetap turun di Palangkaraya.
"Di palangkaraya mereka tidak mendapat sambutan yang baik. Terus diminta warga setempat untuk tidak turun di Palangkaraya. Lalu kita terbangkan ke Banjarmasin," ujar Humas Sriwijaya Agus Suyono.
sumber : detik