Rabu, 15 Februari 2012 08:29
![]() |
Kapolres Nganjuk AKBP Anggoro Sukartono saat memeriksa Genthong |
“Kami pasrah dengan musibah ini. Walaupun kami terkejut,” kata Parni, ayah angkat Mujianto ditemui di rumahnya di Desa Jatikapur, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (14/2/2012).
Parni mengungkapkan, sebenarnya Mujianto hanyalah anak angkatnya. Ceritanya, saat berusia satu tahun orang tuanya yang berasal dari Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, tidak mampu merawatnya. Saat itu,
Mujianto bayi dalam kondisi sakit. “Karena kasihan, saya dan istri saya, akhirnya merawatnya,” ujar Parni.
Mujianto bayi dalam kondisi sakit. “Karena kasihan, saya dan istri saya, akhirnya merawatnya,” ujar Parni.
Parni mengatakan, sejak diasuhnya Mujianto anak yang tertutup, pendiam dan tidak begitu bergaul dengan teman-temannya. Sebaliknya, kalau urusan rumah Mujianto sangat pandai, seperti memasak dan membersihkan rumah.
Tiga tahun lalu, kata Parni, Mujianto pamit hendak bekerja di rumah Joko Siswanto di Nganjuk. Sebenarnya, ia dan istrinya telah melarangnya namun Mujianto nekad berangkat.
Pinartun, istri Parni mengaku, sejak bekerja di Nganjuk, Mujianto jarang datang ke Kediri. Terakhir, ia datang ke Kediri pada Sabtu (11/2/2012) dan hanya menanyakan kabar dirinya. “Saya memang agak sakit, dan ia pulang hanya menanyakan apakah saya sudah sembuh atau belum,” kata Pinartun dengan mata sembab.
Ia tidak menyangka jika anaknya terlibat masalah hukum, terlebih lagi dalam masalah hubungan dengan sesama jenis. Sampai saat ini, keluarga juga belum menjenguk Mujianto di Polres Nganjuk. Ia hanya berharap, anaknya sehat.
sumber : tribun