Senin, 23 Januari 2012 | 12:39
![]() |
Petempur Libya |
"Kami tidak akan mengundurkan diri karena akan mengakibatkan perang sipil," kata Abdel Jalil dalam satu
wawancara di stasiun televisi al-Hurra Libya.
wawancara di stasiun televisi al-Hurra Libya.
Pernyataan Abdel Jalil muncul beberapa jam setelah wakilnya Abdel Hafiz Ghoga mengundurkan diri dari dewan setelah pengunjuk rasa menuntut dia mundur. Ghoga, yang menjabat sebagai juru bicara resmi untuk NTC, mendapat tentangan dari warga Benghazi yang menuduhnya sebagai oportunis karena dia terlambat membelot dari rezim Moammar Khadafy.
Pada Sabtu (21/1/2012), pengunjuk rasa juga menyerang kantor NTC di Benghazi dengan granat rakitan, menuntut agar semua anggota dewan mengundurkan diri kecuali Abdel Jalil dan beberapa pejabat lainnya, kata anggota NTC Fathi Baja kepada AFP.
Para pemrotes melemparkan granat-granat dan menyerbu kantor-kantor Dewan Transisi Nasional Benghazi dan membakarnya pada Sabtu, kata para saksi mata.Serangan tersebut merupakan yang pertama terjadi di Benghazi, kota pertama yang memberontak terhadap Khadafy.
Serangan itu terjadi ketika tidak kurang 2.000 pemrotes, termasuk mantan para pemberontak yang cedera yang ikut membantu menggulingkan rezim yang memerintah 42 tahun itu, berunjuk rasa di luar kantor-kantor NTC, kata para saksi mata dan seorang koresponden AFP di lokasi itu.
Para demonstran, yang dulu ikut bertempur untuk menggulingkan Khadafy itu memprotes karena merasa dipinggirkan" dalam pemerintah baru Libya, dan menentang orang-orang yang mereka sebut para oportunis ikut duduk dalam badan yang berkuasa itu.
Demonstrasi di Benghazi itu berlangsung selama beberapa pekan. Mereka menuduh NTC tidak transparan dan merekrut orang-orang yang dianggap setia pada rezim Khadafy.
sumber : kompas