Sabtu, 26 November 2011 | 04:29
OSLO - Perdana menteri pemerintah Otonomi Palestina, Salam Fayyad, menegaskan kembali kesiapannya 
untuk mundur jika hal itu akan membantu proses rekonsiliasi lebih lanjut antara gerakan Hamas dan Fatah yang bersaing.
untuk mundur jika hal itu akan membantu proses rekonsiliasi lebih lanjut antara gerakan Hamas dan Fatah yang bersaing."Tidak ada orang yang akan melihat saya sebagai rintangan. Saya siap untuk minggir kapan saja. Ini tidak masalah bagi saya," kata Fayyad kepada wartawan setelah pertemuan dengan Menlu Norwegia Jonas Gahr Stoere di Oslo, Norwegia, Kamis (24/11/2011).
Pada Kamis di Kairo, Presiden Palestina Mahmud Abbas, pemimpin gerakan Fatah, dan pemimpin gerakan Hamas, Khaled Meshaal, mengumumkan bahwa mereka bersepakat untuk "bekerja sebagai mitra" guna merampungkan proses rekonsiliasi dalam pembicaraan langsung pertama mereka sejak menyetujui perjanjian itu pada Mei lalu.
Pelaksanaan perjanjian rekonsiliasi, yang meminta pemerintah independen sementara untuk meratakan jalan bagi pemilihan dalam setahun, terbukti rumit.
Komposisi pemerintah sementara dan siapa yang akan memimpinnya masih menjadi hal yang paling dipertentangkan. Abbas sendiri berusaha untuk mempertahankan Fayyad sebagai perdana menteri,
sedangkan pihak Hamas keberatan dengan hal itu.
sedangkan pihak Hamas keberatan dengan hal itu.
Di Oslo, Fayad juga menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MOU) dengan Norwegia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bagi pembentukan Institut Kesehatan Masyarakat Nasional Palestina.
sumber : kompas
