Sabtu, 27 Agustus 2011 | 05:29
TRIPOLI - Seorang menteri di Dewan Transisi Nasional Libya (NTC) mengatakan, Jumat (26/8/2011),
pasukan pemberontak mengepung sebuah daerah Tripoli dimana Moammar Khadafy dan rombongannya bersembunyi.

"Daerah tempat ia kini berada telah dikepung," kata Menteri Kehakiman Mohammed al-Alagi kepada Reuters. "Pemberontak mengawasi daerah itu dan sedang mengurusnya."
Alagi, seorang pengacara yang mengatakan ia datang ke Tripoli untuk membentuk "otoritas hukum" baru, menolak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai keberadaan Khadafy.
Sejumlah pejabat lain pemberontak mengatakan, mereka yakin tokoh kuat Libya yang telah jatuh itu bersembunyi di daerah Abu Salim di Tripoli selatan -- sebuah daerah yang dilanda bentrokan-bentrokan dalam beberapa hari ini.
Pemberontak menyatakan sebelumnya pekan ini bahwa mereka berpendapat Khadafy telah tersudut, namun laporan-laporan ini kemudian terbukti tidak tepat atau terlalu dini.
Pemimpin Libya yang berkuasa puluhan tahun itu kini menjadi buron, hidup atau mati. Para pengusaha Libya menawarkan hadiah dua juta dinar (1,67 juta dollar AS) bagi penangkapan Moammar Khadafy, hidup atau mati, kata ketua kelompok pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC), Rabu.
"NTC mendukung prakarsa pengusaha yang menawarkan hadiah dua juta dinar bagi penangkapan Moammar Khadafy, hidup atau mati," kata ketua NTC Mustafa Abdel Jalil di Benghazi.
Abdel Jalil, mantan menteri kehakiman Khadafy yang membelot setelah meletusnya pemberontakan pada pertengahan Februari, juga menawarkan amnesti kepada "anggota-anggota lingkaran dekat (Khadafy) yang membunuhnya atau menangkapnya".
"Khadafy telah memainkan politik adu domba di daerah-daerah ini dengan mengatakan kepada penduduk bahwa pemberontak akan datang dan mengambil wanita serta uang mereka. Mereka tidak boleh mempercayai kebohongan yang dibuat penguasa kejam ini," katanya.
Khadafy, yang keberadaannya hingga kini tidak diketahui, menawarkan hadiah bagi penangkapan Abdel Jalil pada Maret, setelah ia bergabung dengan pemberontak di markas mereka di Benghazi, Libya timur.
Khadafy (68) adalah pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa. Gaddafi bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak.
Negara-negara besar yang dipelopori AS, Prancis dan Inggris membantu mengucilkan Khadafy dan memutuskan pendanaan dan pemasokan senjata bagi pemerintahnya, sambil mendukung dewan pemberontak dengan tawaran-tawaran bantuan.
NTC, yang mengatur permasalahan kawasan timur yang dikuasai pemberontak, sejauh ini melobi keras untuk pengakuan diplomatik dan perolehan dana untuk mempertahankan perjuangan berbulan-bulan dengan tujuan mendongkel pemimpin Libya Moammar Khadafy.
Kelompok pemberontak telah memasuki Tripoli dan kejatuhan rezim Khadafy di ambang pintu.
Aktivis pro-demokrasi di sejumlah negara Arab, termasuk Libya, terinspirasi oleh pemberontakan di Tunisia dan Mesir yang berhasil menumbangkan pemerintah yang telah berkuasa puluhan tahun.
sumber : kompas