Selasa, 09/08/2011 02:29
Nazaruddin Tidak Ubah Penampilan Wajah
Jakarta - Selama di persembunyiannya, bekas Bendahara Umum DPP Partai Demokrat M Nazaruddin
tidak mengubah penampilannya. Dia masih tetap berambut pendek dan rapi, tidak berkumis dan tidak berewokan. Hanya saja wajahnya sedikit terlihat
pucat.
"Wajahnya masih seperti biasa, tidak berubah," kata Dubes RI untuk Kolombia Michael Menufandu saat dihubungi, Senin (8/8/2011) pukul 17.45 WIB atau pukul 05.45 waktu Kolombia.
Michael sudah bertemu Nazaruddin di kantor polisi di Cartagena. Dia juga sudah berbincang-bincang dengan Nazaruddin. "Dia bicara ke saya terima kasih karena mau menemui dia," kata Michael.
Apakah terlihat kurus? "Tidak juga. Hanya saja wajahnya terlihat pucat, mungkin kurang tidur dan lelah," terang Michael.
Selama ditangkap aparat interpol Kolombia, Nazaruddin diperlakukan dengan baik. Nazaruddin juga terlihat kooperatif, meski sempat mengaku sakit jantung dan sempat diperiksa ke RS. Namun, ternyata hasil pemeriksaan medis, pria 32 tahun itu sehat-sehat saja.
Minggu (7/8/2011) malam, Nazaruddin sudah diterbangkan ke Bogota, ibukota Kolombia, untuk diproses kepulangannya ke Indonesia. "Untuk proses kepulangan, kami masih koordinasi. Kami belum bisa memastikan kapan akan dipulangkan ke Indonesia," kata Michael.

pucat.
"Wajahnya masih seperti biasa, tidak berubah," kata Dubes RI untuk Kolombia Michael Menufandu saat dihubungi, Senin (8/8/2011) pukul 17.45 WIB atau pukul 05.45 waktu Kolombia.
Michael sudah bertemu Nazaruddin di kantor polisi di Cartagena. Dia juga sudah berbincang-bincang dengan Nazaruddin. "Dia bicara ke saya terima kasih karena mau menemui dia," kata Michael.
Apakah terlihat kurus? "Tidak juga. Hanya saja wajahnya terlihat pucat, mungkin kurang tidur dan lelah," terang Michael.
Selama ditangkap aparat interpol Kolombia, Nazaruddin diperlakukan dengan baik. Nazaruddin juga terlihat kooperatif, meski sempat mengaku sakit jantung dan sempat diperiksa ke RS. Namun, ternyata hasil pemeriksaan medis, pria 32 tahun itu sehat-sehat saja.
Minggu (7/8/2011) malam, Nazaruddin sudah diterbangkan ke Bogota, ibukota Kolombia, untuk diproses kepulangannya ke Indonesia. "Untuk proses kepulangan, kami masih koordinasi. Kami belum bisa memastikan kapan akan dipulangkan ke Indonesia," kata Michael.
Jaga Nazar Hingga Toilet & Waspadai Upaya Hukum di Kolombia
Jakarta - Tersangka korupsi kasus suap wisma atlet, M Nazaruddin sudah tertangkap di Kolombia. Selain harus menjaga keselamatan Nazaruddin dengan menjaga hingga ke toilet, aparat hukum juga harus mengantisipasi bila Nazaruddin melakukan upaya hukum di Kolombia.
"Keselamatan Nazaruddin harus senantiasa dijaga agar dirinya atau pihak-pihak lain tidak membahayakan keselamatan Nazaruddin. Nazaruddin harus dikawal dalam setiap kegiatan termasuk bila harus ke toilet," ujar guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Prof Hikmahanto Juwana.
Hal itu disampaikan Hikmahanto dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (8/8/2011). Pemerintah juga diminta untuk tidak boleh berpuas diri dan harus mengantisipasi bila Nazaruddin melakukan upaya perlawanan hukum di Kolombia.
"Harus diantisipasi oleh pemerintah apabila Nazaruddin melakukan upaya hukum di Kolombia agar dirinya tidak diserahkan pada otoritas Indonesia oleh otoritas setempat. Ini dilakukan melalui pengadilan setempat dengan menyewa pengacara setempat. Upaya ini pernah dilakukan oleh Hendra Rahardja di Australia," ujar
Mengenai perjanjian ekstradisi, meskipun RI-Kolombia tidak memiliki perjanjian ekstradisi, namun proses mengekstradisi bisa dilakukan.
"Harus ada surat dari pemerintah Indonesia untuk meminta Nazaruddin. Menurut UU Ekstradisi kewenangan tersebut ada pada Menteri Hukum dan HAM," jelasnya.
Dari sisi otoritas, Kolombia sepertinya akan menyerahkan Nazaruddin ke Indonesia mengingat ketika dilakukan penangkapan Nazaruddin diborgol.
"Otoritas Kolombia mungkin tidak memiliki kepentingan terhadap Nazaruddin karena tidak dicari di Kolombia karena melakukan pelanggaran hukum atau memiliki sejumlah uang yang bisa jadi sebagai investor mendapat perlindungan," tuturnya.
"Keselamatan Nazaruddin harus senantiasa dijaga agar dirinya atau pihak-pihak lain tidak membahayakan keselamatan Nazaruddin. Nazaruddin harus dikawal dalam setiap kegiatan termasuk bila harus ke toilet," ujar guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Prof Hikmahanto Juwana.
Hal itu disampaikan Hikmahanto dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (8/8/2011). Pemerintah juga diminta untuk tidak boleh berpuas diri dan harus mengantisipasi bila Nazaruddin melakukan upaya perlawanan hukum di Kolombia.
"Harus diantisipasi oleh pemerintah apabila Nazaruddin melakukan upaya hukum di Kolombia agar dirinya tidak diserahkan pada otoritas Indonesia oleh otoritas setempat. Ini dilakukan melalui pengadilan setempat dengan menyewa pengacara setempat. Upaya ini pernah dilakukan oleh Hendra Rahardja di Australia," ujar
Mengenai perjanjian ekstradisi, meskipun RI-Kolombia tidak memiliki perjanjian ekstradisi, namun proses mengekstradisi bisa dilakukan.
"Harus ada surat dari pemerintah Indonesia untuk meminta Nazaruddin. Menurut UU Ekstradisi kewenangan tersebut ada pada Menteri Hukum dan HAM," jelasnya.
Dari sisi otoritas, Kolombia sepertinya akan menyerahkan Nazaruddin ke Indonesia mengingat ketika dilakukan penangkapan Nazaruddin diborgol.
"Otoritas Kolombia mungkin tidak memiliki kepentingan terhadap Nazaruddin karena tidak dicari di Kolombia karena melakukan pelanggaran hukum atau memiliki sejumlah uang yang bisa jadi sebagai investor mendapat perlindungan," tuturnya.
Nazaruddin Buron Pertama KPK yang Ditangkap di Luar Negeri
Jakarta - Penangkapan buron KPK, Muhammad Nazaruddin oleh tim gabungan merupakan pencapaian yang monumental bagi lembaga antikorupsi tersebut. Nazaruddin tercatat sebagai buron pertama yang berhasil ditangkap di luar negeri.
"Iya itu yang pertama. Sebelumnya kita belum pernah," tutur Jubir KPK Johan Budi SP kepada wartawan di kantornya, Jl Rasuna Said, Jaksel, Senin (8/8/2011).
Sejauh ini KPK memiliki tiga buronan di luar negeri. Selain Nazaruddin, ada pula buronan kasus suap Deputi Gubernur Senior (DGS) Nunun Nurbaetie dan tersangka kasus korupsi sistem komunikasi radio terpadu (SKRT) Anggoro Widjojo yang melenggang ke Singapura.
Jika Nazaruddin akhirnya dapat dibawa pulang ke Indonesia, maka daftar buronan KPK pun berkurang. Untuk Nunun dan Anggoro sampai sejauh ini belum kembali terdengar update pengejaran dari kedua buronan itu.
Nunun diduga kuat berada di Thailand dan disembunyikan oleh salah satu pihak yang ada di sana. Sedangkan Anggoro melenggang ke Singapura dan sampai sekarang belum diketahui keberadaannya.
Perlu dicatat, KPK sebelumnya pernah berhasil menangkap buronan yang lari ke luar negeri: Alm Hengky Samuel Daud pada pertengahan 2009 silam. Namun tersangka kasus pemadam kebakaran itu ditangkap di Indonesia, saat dia pulang dari pelariannya di Australia.
"Iya itu yang pertama. Sebelumnya kita belum pernah," tutur Jubir KPK Johan Budi SP kepada wartawan di kantornya, Jl Rasuna Said, Jaksel, Senin (8/8/2011).
Sejauh ini KPK memiliki tiga buronan di luar negeri. Selain Nazaruddin, ada pula buronan kasus suap Deputi Gubernur Senior (DGS) Nunun Nurbaetie dan tersangka kasus korupsi sistem komunikasi radio terpadu (SKRT) Anggoro Widjojo yang melenggang ke Singapura.
Jika Nazaruddin akhirnya dapat dibawa pulang ke Indonesia, maka daftar buronan KPK pun berkurang. Untuk Nunun dan Anggoro sampai sejauh ini belum kembali terdengar update pengejaran dari kedua buronan itu.
Nunun diduga kuat berada di Thailand dan disembunyikan oleh salah satu pihak yang ada di sana. Sedangkan Anggoro melenggang ke Singapura dan sampai sekarang belum diketahui keberadaannya.
Perlu dicatat, KPK sebelumnya pernah berhasil menangkap buronan yang lari ke luar negeri: Alm Hengky Samuel Daud pada pertengahan 2009 silam. Namun tersangka kasus pemadam kebakaran itu ditangkap di Indonesia, saat dia pulang dari pelariannya di Australia.
Sebelum Tertangkap, Nazaruddin Ganti Nama di BBM Jadi Din
Jakarta - Selihai-lihai Nazaruddin bersembunyi akhirnya tertangkap juga. Jejak pelarian mantan bendahara umum Partai Demokrat (PD) ini terendus sejak di Dominika. Paspor palsu yang dia gunakan terlacak. Akhirnya tersangka kasus suap Wisma Atlet itu tertangkap di Kolombia.
Nazaruddin ditangkap pada Minggu (7/8) pukul 02.00 waktu setempat atau 14.00 WIB. Namun beberapa hari sebelumnya Nazaruddin sudah diintai. KPK mendapatkan informasi ada gerakan dari pria keturunan Pakistan itu 2-3 hari sebelum tertangkap.
Namun yang menarik, adalah terkait nick name Nazaruddin di BlackBerry Messenger (BBM). Pada Jumat (5/8) malam ada yang berbeda dari status Nazaruddin di BBM. Dia mengganti namanya hanya menjadi Din, sebelumnya Nazaruddin.
Statusnya tetap sama, "Lebih baik fitness ketimbang fitnah". detikcom yang mencoba bertanya pada Sabtu (6/8) tidak berolah jawaban asal muasal pergantian nick name namanya itu.
Namun Nazaruddin di awal-awal puasa kerap bertegur sapa. Biasanya dia yang memulai bertanya lebih dahulu. "Kamu sudah tarawih?" tanya Nazaruddin beberapa waktu lalu tanpa mau menyebut lokasi di mana dia berada.
Melalui BBM beberapa kali Nazaruddin membuat sejumlah kontroversi. BBM Nazaruddin yang legendaris ini sampai dikomentari Presiden SBY, petinggi Demokrat, hingga penegak hukum. Nah, muncul pertanyaan apakah nama Din itu isyarat dia sudah akan tertangkap? Kini BBM yang selalu menjadi corong itu sudah mati seiring kabar tertangkapnya Nazaruddin.
Nazaruddin ditangkap pada Minggu (7/8) pukul 02.00 waktu setempat atau 14.00 WIB. Namun beberapa hari sebelumnya Nazaruddin sudah diintai. KPK mendapatkan informasi ada gerakan dari pria keturunan Pakistan itu 2-3 hari sebelum tertangkap.
Namun yang menarik, adalah terkait nick name Nazaruddin di BlackBerry Messenger (BBM). Pada Jumat (5/8) malam ada yang berbeda dari status Nazaruddin di BBM. Dia mengganti namanya hanya menjadi Din, sebelumnya Nazaruddin.
Statusnya tetap sama, "Lebih baik fitness ketimbang fitnah". detikcom yang mencoba bertanya pada Sabtu (6/8) tidak berolah jawaban asal muasal pergantian nick name namanya itu.
Namun Nazaruddin di awal-awal puasa kerap bertegur sapa. Biasanya dia yang memulai bertanya lebih dahulu. "Kamu sudah tarawih?" tanya Nazaruddin beberapa waktu lalu tanpa mau menyebut lokasi di mana dia berada.
Melalui BBM beberapa kali Nazaruddin membuat sejumlah kontroversi. BBM Nazaruddin yang legendaris ini sampai dikomentari Presiden SBY, petinggi Demokrat, hingga penegak hukum. Nah, muncul pertanyaan apakah nama Din itu isyarat dia sudah akan tertangkap? Kini BBM yang selalu menjadi corong itu sudah mati seiring kabar tertangkapnya Nazaruddin.
Paspor Palsu Nazaruddin Gunakan Foto Orang Lain, Dibuat di Polonia
Jakarta - Paspor palsu M Nazaruddin yang digunakan di Kolombia dikeluarkan oleh kantor imigrasi Polonia, Sumatera Utara, Indonesia. Di dalamnya juga terlihat foto seorang pria yang berbeda dengan wajah Nazaruddin.
Dalam foto paspor dari Kedubes RI di Kolombia yang diperoleh Tv One, Senin (8/8/2011) terlihat wajah seorang pria yang mengenakan pakaian putih dan bertubuh gemuk. Saat disandingkan dengan foto Nazar terbaru, pria tersebut jelas tidak mirip dengan mantan bendahara umum Partai Demokrat tersebut.
Identitas di dalam paspor juga berbeda dengan Nazar. Nama yang digunakan Nazar dalam paspor tersebut adalah Syarifuddin (sebelumnya ditulis M Syahruddin) dengan tanggal lahir pada 1 November 1983. Paspor dibuat pada tanggal 15 Juni 2008 dan berakhir masa berlakunya pada 15 Juni 2013.
Satu-satunya kesamaan identitas dengan Nazaruddin adalah pada tempat kelahiran. Dalam paspor palsu bernomor S 068580 itu tercatat tempat kelahiran Syarifuddin di Bangun, Provinsi Riau, lokasi yang sama dengan kelahiran Nazar.
Foto Nazar terakhir juga ikut dirilis. Terlihat dalam foto tersebut, Nazar bersama dengan Dubes RI di Kolombia Michael Menufandu sedang duduk di sebuah kursi. Nazar mengenakan kaos berwarna hitam dan terlihat segar.
"Dia sama saya juga masih mengaku bernama Syarifuddin. Tapi dari data yang kita, kita tahu dia orang yang dicari," kata Michael.
Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Dirjen Imigrasi Bambang Irawan tidak bisa dihubungi. Pesan singkat yang dikirim detikcom pun tak dibalas. Hal yang sama juga saat ditanyakan pada Kabag Humas Imigrasi Marjoto.
Dalam foto paspor dari Kedubes RI di Kolombia yang diperoleh Tv One, Senin (8/8/2011) terlihat wajah seorang pria yang mengenakan pakaian putih dan bertubuh gemuk. Saat disandingkan dengan foto Nazar terbaru, pria tersebut jelas tidak mirip dengan mantan bendahara umum Partai Demokrat tersebut.
Identitas di dalam paspor juga berbeda dengan Nazar. Nama yang digunakan Nazar dalam paspor tersebut adalah Syarifuddin (sebelumnya ditulis M Syahruddin) dengan tanggal lahir pada 1 November 1983. Paspor dibuat pada tanggal 15 Juni 2008 dan berakhir masa berlakunya pada 15 Juni 2013.
Satu-satunya kesamaan identitas dengan Nazaruddin adalah pada tempat kelahiran. Dalam paspor palsu bernomor S 068580 itu tercatat tempat kelahiran Syarifuddin di Bangun, Provinsi Riau, lokasi yang sama dengan kelahiran Nazar.
Foto Nazar terakhir juga ikut dirilis. Terlihat dalam foto tersebut, Nazar bersama dengan Dubes RI di Kolombia Michael Menufandu sedang duduk di sebuah kursi. Nazar mengenakan kaos berwarna hitam dan terlihat segar.
"Dia sama saya juga masih mengaku bernama Syarifuddin. Tapi dari data yang kita, kita tahu dia orang yang dicari," kata Michael.
Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Dirjen Imigrasi Bambang Irawan tidak bisa dihubungi. Pesan singkat yang dikirim detikcom pun tak dibalas. Hal yang sama juga saat ditanyakan pada Kabag Humas Imigrasi Marjoto.
Wah! Nazaruddin Ngaku Mau Beli Pesawat Jet di Kolombia
Jakarta - Saat bertemu dengan Dubes RI di Kolombia, M Nazaruddin mengaku sedang berbisnis. Mantan bendahara umum Partai Demokrat itu juga berencana untuk investasi bahkan membeli pesawat jet.
Hal ini diungkapkan oleh Dubes RI di Kolombia Michael Menufandu saat berbincang dengan stasiun Metro TV, Senin (8/8/2011). Michael saat itu mendampingi Nazaruddin beberapa saat setelah ditangkap.
"Dia cerita sedang bisnis. Sudah 10 hari (di Kolombia)," kata Michael.
Menurut Michael, saat itu dia berbincang bersama Nazaruddin selama 4 jam. Pembicaraan pun berlangsung santai dan berkisar seputar aktivitas mantan anggota Komisi III tersebut di Kolombia.
"Dia juga menjelaskan ekonomi Kolombia bagus, pertumbuhan usahanya juga baik, sehingga dia punya minat untuk datang berusaha di Kolombia, mau investasi, dan dia juga sudah membeli pesawat jet, negosiasi untuk dikirim ke Indonesia," tambah Michael.
Nazaruddin ditangkap di Kota Cartagena, Kolombia, Minggu (7/8). Dia ditangkap dengan paspor atas nama Syarifuddin. Presiden SBY berpesan Nazaruddin segera dibawa ke Indonesia.
Nazaruddin diketahui terbelit sejumlah kasus, bukan hanya di KPK. Di Mabes Polri dia tengah dibidik kasus Kemendiknas dan Kemenkes dan juga kasus dugaan pencemaran nama baik Anas Urbaningrum. Selain itu di Kejati Sumbar Nazaruddin dibidik kasus dugaan korupsi di Kabupaten Dharmasraya terkait pembangunan rumah sakit.
Hal ini diungkapkan oleh Dubes RI di Kolombia Michael Menufandu saat berbincang dengan stasiun Metro TV, Senin (8/8/2011). Michael saat itu mendampingi Nazaruddin beberapa saat setelah ditangkap.
"Dia cerita sedang bisnis. Sudah 10 hari (di Kolombia)," kata Michael.
Menurut Michael, saat itu dia berbincang bersama Nazaruddin selama 4 jam. Pembicaraan pun berlangsung santai dan berkisar seputar aktivitas mantan anggota Komisi III tersebut di Kolombia.
"Dia juga menjelaskan ekonomi Kolombia bagus, pertumbuhan usahanya juga baik, sehingga dia punya minat untuk datang berusaha di Kolombia, mau investasi, dan dia juga sudah membeli pesawat jet, negosiasi untuk dikirim ke Indonesia," tambah Michael.
Nazaruddin ditangkap di Kota Cartagena, Kolombia, Minggu (7/8). Dia ditangkap dengan paspor atas nama Syarifuddin. Presiden SBY berpesan Nazaruddin segera dibawa ke Indonesia.
Nazaruddin diketahui terbelit sejumlah kasus, bukan hanya di KPK. Di Mabes Polri dia tengah dibidik kasus Kemendiknas dan Kemenkes dan juga kasus dugaan pencemaran nama baik Anas Urbaningrum. Selain itu di Kejati Sumbar Nazaruddin dibidik kasus dugaan korupsi di Kabupaten Dharmasraya terkait pembangunan rumah sakit.
Pemulangan Nazaruddin Tunggu Proses Diplomasi dengan Kolombia
Jakarta - Tim gabungan pemerintah yang terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Polri dan KPK masih bekerja untuk memulangkan Nazaruddin ke Tanah Air. Proses diplomasi terus berjalan.
"Masih menunggu diplomasi dengan Kolombia. Mudah-mudahan tidak terlalu lama, tim yang jemput gabungan," kata Kabareskrim Polri Komjen Pol Sutarman kepada detikcom, Senin (9/8/2011).
Sutarman belum mau merinci bagaimana proses diplomasi itu. Yang jelas, pihaknya sedang berusaha agar buronan KPK tersebut bisa pulang ke Indonesia dengan cepat.
Sebelumnya, Menkopolhukam Djoko Suyanto menegaskan tidak ada batas waktu untuk memulangkan Nazaruddin. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hanya berpesan agar bekas anggota Komisi III DPR tersebut dibawa pulang dengan selamat.
Kementerian Luar Negeri melalui juru bicaranya Michael Tene juga mengatakan, tim gabungan sedang bekerja secara cepat untuk memulangkan Nazaruddin.
"Masih menunggu diplomasi dengan Kolombia. Mudah-mudahan tidak terlalu lama, tim yang jemput gabungan," kata Kabareskrim Polri Komjen Pol Sutarman kepada detikcom, Senin (9/8/2011).
Sutarman belum mau merinci bagaimana proses diplomasi itu. Yang jelas, pihaknya sedang berusaha agar buronan KPK tersebut bisa pulang ke Indonesia dengan cepat.
Sebelumnya, Menkopolhukam Djoko Suyanto menegaskan tidak ada batas waktu untuk memulangkan Nazaruddin. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hanya berpesan agar bekas anggota Komisi III DPR tersebut dibawa pulang dengan selamat.
Kementerian Luar Negeri melalui juru bicaranya Michael Tene juga mengatakan, tim gabungan sedang bekerja secara cepat untuk memulangkan Nazaruddin.
sumber : detik