Selasa, 12/07/2011 06:39 WIB
Mari - Ledakan hebat terjadi di markas angkatan laut Siprus. Sebanyak 12 orang dilaporkan tewas akibat
insiden ini, termasuk sang Komandan AL Siprus, Andreas Ioannides.
Dari jumlah korban tewas tersebut, empat orang merupakan anggota angkatan bersenjata Siprus dan enam orang lainnya merupakan anggota pemadam kebakaran. Demikian disampaikan oleh Kepolisian dan Garda Nasional setempat dalam sebuah pernyataan bersama, seperti dilansir AFP, Senin (11/7/2011).
Empat jasad dari 12 korban tewas tersebut telah dibawa ke Rumah Sakit Nicosia untuk diidentifikasi. Menurut kantor berita CNA, korban tewas bisa saja bertambah mengingat sejumlah orang masih dinyatakan hilang.
Ledakan yang terjadi kemarin (11/7) pagi ini, berawal dari sebuah kebakaran pada salah satu gudang penyimpanan senjata. Pada pukul 04.24 waktu setempat, para pemadam kebakaran tengah berusaha memadamkan api yang membakar gudang tersebut. Namun naas, sekitar pukul 05.50 waktu setempat, ledakan hebat terjadi.
Ledakan ini memicu pemadaman listrik dan akses air di Siprus selama jangka waktu sebulan ke depan. Pasalnya, ledakan ini turut merusak sebuah pusat pembangkit listrik yang selama ini mensuplai hampir 60 persen pasokan listrik negara.
Sementara itu, kerusakan besar juga terjadi di sebuah desa bernama Mari, yang berada dekat dengan lokasi ledakan. Sebagian rumah di desa tersebut hancur dan sebanyak 150 penduduknya terpaksa dievakuasi.
Kondisi Siprus pasca ledakan mengalami kerusakan hebat, banyak puing-puing, magazin dan peluru terlontar ke segala penjuru. Jendela dan pintu rumah banyak yang hancur dan atap-atap sejumlah rumah runtuh.
Juru bicara pemerintah Siprus, Stefanos Stefanou, menuturkan, bahwa sedikitnya 62 orang terluka akibat insiden ini. Dua di antaranya mengalami luka serius. Pemerintah Siprus bahkan telah mengumumkan masa berkabung nasional selama 3 hari ke depan.
Sedangkan Menteri Pertahanan Costas Papacostas dan Komandan Garda Nasional Petros Tsaliklides memutuskan mengundurkan diri dalam sebuah rapat kabinet darurat. Seminggu sebelumnya, Menhan Siprus dan Komandan Garda Nasional sebenarnya telah membicarakan tentang kondisi gudang penyimpanan senjata yang cenderung terbuka padahal suhu udara Siprus sempat mencapai 40 derajat Celcius.
"Keputusan telah diambil untuk melindungi persenjatan, tapi sayangnya itu tidak mungkin dilakukan karena tidak ada waktu," tutur Stefanou.

Dari jumlah korban tewas tersebut, empat orang merupakan anggota angkatan bersenjata Siprus dan enam orang lainnya merupakan anggota pemadam kebakaran. Demikian disampaikan oleh Kepolisian dan Garda Nasional setempat dalam sebuah pernyataan bersama, seperti dilansir AFP, Senin (11/7/2011).
Empat jasad dari 12 korban tewas tersebut telah dibawa ke Rumah Sakit Nicosia untuk diidentifikasi. Menurut kantor berita CNA, korban tewas bisa saja bertambah mengingat sejumlah orang masih dinyatakan hilang.
Ledakan yang terjadi kemarin (11/7) pagi ini, berawal dari sebuah kebakaran pada salah satu gudang penyimpanan senjata. Pada pukul 04.24 waktu setempat, para pemadam kebakaran tengah berusaha memadamkan api yang membakar gudang tersebut. Namun naas, sekitar pukul 05.50 waktu setempat, ledakan hebat terjadi.
Ledakan ini memicu pemadaman listrik dan akses air di Siprus selama jangka waktu sebulan ke depan. Pasalnya, ledakan ini turut merusak sebuah pusat pembangkit listrik yang selama ini mensuplai hampir 60 persen pasokan listrik negara.
Sementara itu, kerusakan besar juga terjadi di sebuah desa bernama Mari, yang berada dekat dengan lokasi ledakan. Sebagian rumah di desa tersebut hancur dan sebanyak 150 penduduknya terpaksa dievakuasi.
Kondisi Siprus pasca ledakan mengalami kerusakan hebat, banyak puing-puing, magazin dan peluru terlontar ke segala penjuru. Jendela dan pintu rumah banyak yang hancur dan atap-atap sejumlah rumah runtuh.
Juru bicara pemerintah Siprus, Stefanos Stefanou, menuturkan, bahwa sedikitnya 62 orang terluka akibat insiden ini. Dua di antaranya mengalami luka serius. Pemerintah Siprus bahkan telah mengumumkan masa berkabung nasional selama 3 hari ke depan.
Sedangkan Menteri Pertahanan Costas Papacostas dan Komandan Garda Nasional Petros Tsaliklides memutuskan mengundurkan diri dalam sebuah rapat kabinet darurat. Seminggu sebelumnya, Menhan Siprus dan Komandan Garda Nasional sebenarnya telah membicarakan tentang kondisi gudang penyimpanan senjata yang cenderung terbuka padahal suhu udara Siprus sempat mencapai 40 derajat Celcius.
"Keputusan telah diambil untuk melindungi persenjatan, tapi sayangnya itu tidak mungkin dilakukan karena tidak ada waktu," tutur Stefanou.
sumber : detik