![]() |
Tomy Winata (kiri), Mari Elka Pangestu (tengah), dan MS Hidayat |
Tomy disebut cukong SBY dalam dua media Australia, The Age dan The Sydney Morning Herald, mengacu pada kawat diplomat
Amerika Serikat di Jakarta yang dibocorkan WikiLeaks.
Amerika Serikat di Jakarta yang dibocorkan WikiLeaks.
"Jadi, andaikata saya ini harus jilat sepatu bapak-bapak (para wartawan) yang penuh dengan kotoran, harga diri saya itu tidak direndahkan oleh bapak-bapak. Demi 1 juta keluarga yang harus hidup bulan-bulan ke depan. Asal itu jangan jadi berita yang dipercaya," ungkap bos Artha Graha itu di hotel miliknya, Hotel Borobudur.
"Bukan saya ingin mempertahankan supremasi Tomy Winata dan segala macam. Tapi, demi 1 juta kepala keluarga mengantre di belakang kami," lanjutnya.
Ditegaskan TW, berita yang dilansir The Age dan The Sydney Morning Herald sangat tidak bisa dipertanggungjawabkan dan tidak benar. Kedutaan Besar Amerika Serikat sudah menyampaikan penyesalan dan membantah berita itu.
"Tapi berita itu sudah telanjur diambil WikiLeaks dan disiarkan lewat koran The Age di Australia dan koran The Sydney Morning Herald," ujarnya.
Disinggung nama-nama yang dicantum dalam pemberitaan kedua harian itu, TW mengaku mengenalnya sebagai pemimpin bangsa, mantan pejabat tinggi negara, dan senior-seniornya.
"Saya memang kenal, hanya apa yang dituduhkan di dalam berita itu sama sekali tidak benar, tidak mendasar, dan tidak bisa dipertanggungjawabkan," tegasnya.
Tomy Winata: Saya Tak Pernah Memberi Uang SBY dan Ibu Negara
Jakarta - Tomy Winata memberi klarifikasi terkait isu tak sedap yang menimpa dirinya dalam pemberitaan The Age dan Sydney Morning Herald. Tomy menegaskan hubungannya dengan SBY dan Ibu Ani Yudhoyono adalah hubungan biasa antara dirinya sebagai warga negara dengan presiden dan ibu negara.
"Wikileaks sangat merugikan. Saya tidak pernah memberikan uang kepada siapapun juga yang ditujukan kepada Pak SBY dan ibu negara. Kegiatan kami selaku anak bangsa adalah menjalankan kewajiban kepada bangsa," terang Tomy saat ditemui wartawan di Hotel Borobudur, Minggu (14/3/2011).
Dalam pertemuan itu hadir sejumlah petinggi Artha Graha. Pertemuan digelar dalam suasana santai dengan model tanya jawab. Tomy yang mengenakan kemeja lengan pendek kotak-kotak menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
"Kami juga akan mengirimkan hak jawab," imbuhnya.
Dalam pemberitaan The Age yang mengutip dari kabel Wikileaks, Tomy menjelaskan hubungannya dengan TB Silalahi sudah lama. Juga dengan mantan Kepala BKPM M Luthfie, terkait posisi M Luthfie di BKPM.
"Kami investasi dan kapasitas Pak Luthfie sebagai sebagai Ketua BKPM," terang Tomy.
"Wikileaks sangat merugikan. Saya tidak pernah memberikan uang kepada siapapun juga yang ditujukan kepada Pak SBY dan ibu negara. Kegiatan kami selaku anak bangsa adalah menjalankan kewajiban kepada bangsa," terang Tomy saat ditemui wartawan di Hotel Borobudur, Minggu (14/3/2011).
Dalam pertemuan itu hadir sejumlah petinggi Artha Graha. Pertemuan digelar dalam suasana santai dengan model tanya jawab. Tomy yang mengenakan kemeja lengan pendek kotak-kotak menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
"Kami juga akan mengirimkan hak jawab," imbuhnya.
Dalam pemberitaan The Age yang mengutip dari kabel Wikileaks, Tomy menjelaskan hubungannya dengan TB Silalahi sudah lama. Juga dengan mantan Kepala BKPM M Luthfie, terkait posisi M Luthfie di BKPM.
"Kami investasi dan kapasitas Pak Luthfie sebagai sebagai Ketua BKPM," terang Tomy.
sumber : Kompas, Detik